Hacker Bjorka Bocorkan 341 Ribu Data Personel Polri – Gelombang kebocoran data kembali mengguncang dunia siber Indonesia. Sosok yang dikenal sebagai Bjorka kembali mencuat ke publik setelah mengklaim telah merilis data pribadi lebih dari 341 ribu personel Polri. Klaim ini ia unggah melalui akun X pribadinya dan langsung menyita perhatian masyarakat serta pakar keamanan siber di tanah air.
Langkah tersebut disebut-sebut sebagai bentuk reaksi terhadap tindakan kepolisian yang sebelumnya menangkap seseorang yang diklaim sebagai “Bjorka palsu”. Namun, sang peretas menegaskan bahwa ia masih bebas dan aktif beraksi di dunia maya.
Informasi mengenai kebocoran data ini pertama kali diungkap oleh pakar keamanan siber Teguh Aprianto melalui akun X miliknya, @secgron. Dalam unggahannya, Teguh menjelaskan bahwa data yang dibocorkan mencakup berbagai informasi sensitif. Seperti nama lengkap, pangkat, satuan tugas, nomor ponsel, dan alamat email anggota Polri.
Teguh di platform X memberi pernyataan bahwa Polisi mengklaim sudah menangkap Bjorka, padahal yang ditangkap hanya peniru. Bjorka lalu membalas dengan membocorkan 341 ribu data anggota Polri.
Unggahan Bjorka dilakukan pada Sabtu, 4 Oktober 2025, dan data tersebut disediakan secara gratis, dapat diunduh bebas oleh publik. Namun, hasil penelusuran lebih lanjut menunjukkan bahwa data tersebut bukanlah data baru. Diduga, data yang dibocorkan berasal dari periode 2016–2017. Sehingga sebagian besar personel yang tercantum mungkin sudah tidak lagi aktif atau bahkan telah pensiun.
Sebelum kebocoran ini terjadi, Polda Metro Jaya sempat mengumumkan penangkapan seorang pria berinisial WFT di Minahasa, Sulawesi Utara. Pria tersebut diketahui menggunakan akun X dengan nama @bjorkanesiaaa dan telah mengaku sebagai Bjorka sejak tahun 2020.
Menurut pihak kepolisian, WFT juga sempat melakukan percobaan pemerasan terhadap salah satu bank dengan mengatasnamakan Hacker Bjorka.
AKBP Fian Yunus, Wakil Direktur Reserse Siber Polda Metro Jaya menyatakan bahwa WFT sudah lama aktif di media sosial dan mengaku sebagai Bjorka sejak 2020.
Meski demikian, hingga kini polisi belum bisa memastikan apakah WFT memiliki keterkaitan langsung dengan aksi-aksi besar yang dilakukan Bjorka sebelumnya. Seperti diketahui, nama Bjorka mulai dikenal sejak 2022 setelah membocorkan berbagai data sensitif seperti 1,3 miliar data kartu SIM, data pelanggan IndiHome, data pemilih KPU, hingga dokumen transaksi pemerintah.
BACA JUGA: Web Application Firewall untuk Keamanan
Meski data yang dibocorkan kali ini disebut sebagai data lama, peristiwa ini tetap menjadi alarm serius bagi keamanan siber Indonesia. Fakta bahwa data pribadi ribuan anggota kepolisian bisa tersebar dengan mudah menunjukkan masih lemahnya tata kelola dan perlindungan data di instansi pemerintah.
Pakar siber menilai bahwa insiden yang terus berulang ini menandakan belum adanya sistem pertahanan digital yang kuat. Pemerintah perlu melakukan audit menyeluruh terhadap infrastruktur data nasional, memperkuat kebijakan keamanan siber, serta meningkatkan kesadaran digital di lembaga publik.
Selain itu, diperlukan juga peningkatan kerja sama lintas sektor — antara pemerintah, lembaga keamanan, dan pihak swasta — agar potensi kebocoran bisa diminimalisir di masa depan.
Aksi Hacker Bjorka kali ini seolah menjadi pengingat bahwa keamanan siber bukan hanya masalah teknis, melainkan juga soal tata kelola dan kesadaran digital di tingkat nasional. Jika sistem perlindungan data tidak diperkuat, kebocoran serupa akan terus terjadi dan menurunkan kepercayaan publik terhadap lembaga negara.
Langkah tegas, transparansi dalam penanganan insiden, dan peningkatan keamanan digital harus segera diwujudkan agar masyarakat merasa terlindungi.
Kebocoran data oleh Hacker Bjorka memang bukan peristiwa baru, namun menjadi sinyal bahwa sistem keamanan digital Indonesia masih rapuh. Pemerintah perlu menanggapi hal ini dengan serius melalui regulasi yang ketat dan penerapan teknologi perlindungan data yang mutakhir.
Dengan meningkatnya ancaman di dunia siber, Indonesia dituntut untuk tidak hanya reaktif, tetapi juga proaktif dalam membangun fondasi keamanan digital yang kuat untuk masa depan.
IPTEC Digital Solution siap membantu Anda mewujudkan transformasi digital yang inovatif melalui berbagai layanan seperti Jasa Augmented Reality Jakarta, Jasa Virtual Reality Jakarta, serta solusi digital interaktif lainnya. Dengan pengalaman dan tim profesional, kami menghadirkan teknologi imersif yang tidak hanya menarik secara visual, tetapi juga aman dan efisien untuk berbagai kebutuhan bisnis Anda.
Bangun ekosistem digital yang tangguh bersama IPTEC Digital Solution – karena inovasi dan keamanan adalah kunci menuju masa depan teknologi yang berkelanjutan.